CIPTA CERPEN DALAM PERHELATAN FLS2N TAHUN 2018 TINGKAT KECAMATAN




Nasywa Afrisanaya adalah siswa kelas 4 dari SD 6 Cendono yang ikut berpartisipasi dalam Festival Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) Tahun 2018 Tingkat Kecamatan Dawe. Dalam kegiatan tersebut ia menjadi salah satu peserta cabang Lomba Cipta Cerpen. Cipta Cerpen merupakan cabang lomba FLS2N yang baru ada pada tahun 2018 ini. Waktu yang cukup singkat, tidak menyurutkan niatnya untuk mempelajari hal baru tersebut dengan bimbingan dari Bapak dan Ibu guru. 

Syukur Alhamdulillah, berkat usaha yang maksimal dan do’a dari yang bersangkutan, orangtua, dan guru-guru SD 6 Cendono, dalam perhelatan FLS2N tersebut ia memperoleh Juara II. Berikut adalah cerpen hasil karya dari Nasywa Afrisanaya dengan tema kedisiplinan.





JANJI LALA
Oleh : Nasywa Afrisanaya

Pulang sekolah ketika melewati Toko Roti Pak Kisno, Lala teringat masih punya sisa uang saku dan uang pemberian dari Tante Zaskia. Seperti biasanya, setiap mempunyai uang lebih, Lala sering membeli kue coklat, makanan kesukaannya. Meskipun belum sampai ke rumah dan mengganti seragam sekolahnya, ia tetap membelokkan langkah dan segera masuk ke toko yang terletak di samping rumahnya.
“Selamat datang di toko kami, Dik Lala.” sapa Kak Lia, kasir toko.
Tanpa menghiraukan sapaan Kak Lia, Lala langsung menuju tempat favoritnya, rak tempat kue coklat. Setelah mendapatkan apa yang diinginkan, Lala kemudian menuju ke meja kasir. Disodorkannya sebungkus kue coklat dan uang Rp 15.000,00.
“Baru pulang sekolah Dik?” tanya Kak Lia.
“Eh, iya Kak.” jawab Lala agak gugup.
Setelah mengambil uang kembalian, Lala bergegas pulang ke rumah karena khawatir ibunya menunggu. Baru beberapa langkah dari pintu toko, Kak Lia memanggilnya sambil mengejarnya.
“Dik Lala, kue coklatnya ketinggalan!” seru Kak Lia agak keras.
“Oh, terima kasih Kak.” Ucap Lala tersipu.
Ibu yang sudah menunggu kedatangan Lala di teras rumah tersenyum melihat kejadian itu.
“Ayo, cantik lekas pulang!” panggil Ibu.
Lala terkejut dengan panggilan khas tersebut. Dengan langkah agak lemas ia pulang ke rumah.

Sesampainya di rumah, Lala disambut dengan senyum manis Ibu.
“Cantik dari sekolah kenapa tidak langsung pulang ke rumah? Kenapa mampir belanja dulu? Cantik belanja apa? tanya Ibu bertubi-tubi sambil tersenyum.
Lala hanya cengar-cengir tanpa mengucapkan sepatah kata. Ia hanya menunjukkan sebungkus kue coklat yang masih dipegang di tangan kanannya.
“Lala, putri Ibu yang cantik. Besok lagi kalau pulang dari sekolah langsung pulang ke rumah ya?” nasihat Ibu sambil menggandeng Lala masuk ke dalam rumah.
“Ya Bu, Lala minta maaf.” ucap Lala sambil memeluk Ibu.
Cantik masih ingat dengan peraturan setelah makan kue coklat harus segera gosok gigi?” Tanya Ibu memastikan.
“Masih Bu.” jawab Lala sambil memasukkan kue coklat ke dalam kulkas.
“Ya sudah, Cantik lekas ganti seragamnya, cuci muka, tangan, dan kaki! Nanti kita makan siang bersama, Ibu sudah masak sayur kesukaanmu.” Perintah Ibu sambil menuju dapur.
Lala segera meletakkan tas dan melaksanakan perintah ibunya dengan semangat.

Malam hari selepas belajar, Lala sudah mulai mengantuk, namun ia teringat dengan kue coklat yang ia beli tadi siang. Segera ia mengambilnya dari kulkas dan menghabiskan kue kesukaannya tersebut. Sebenarnya setelah menghabiskan makanannya, Lala berniat untuk segera menggosok gigi. Namun niat tersebut diurungkan karena rasa kantuknya sudah tidak bisa ditahan.

Pagi hari ketika bangun tidur tubuh Lala demam, kepalanya pusing, di sekitar gigi geraham bawah sebelah kanan terasa nyeri dan bengkak. Hendak bangun dari tempat tidur pun tubuh Lala terasa lemas. Lala mulai panik, ia memanggil ayah dan ibunya.
“Ibu… Ayah….” panggil Lala dengan suara agak lirih.
Ibu yang mendengar panggilan putri semata wayangnya segera menyambanginya. Di sana ibu melihat Lala tergolek lemah.
“Cantik kenapa?” tanya ibu khawatir.
“Gigi Lala sakit Bu.” jawab Lala sambil meneteskan air mata.
“Tadi malam sebelum tidur Cantik sudah menggosok gigi?” tanya ibu memastikan.
“Belum Bu.” jawab Lala masih sambil menangis.
“Ya sudah, nanti kita periksa ke dokter gigi.” Kata ibu sambil mengusap air mata Lala.

Pukul 07.00 Lala diantar oleh ibunya berangkat dari rumah menuju ke klinik dokter gigi. Tidak lupa ibu memintakan izin perihal ketidakhadiran Lala kepada wali kelasnya melalui pesan singkat. Kurang lebih 15 menit perjalanan, sampailah Lala dan ibunya di klinik dokter gigi. Setelah mengambil nomor antrian, mereka duduk di ruang tunggu. Tidak beberapa lama nomor antrian pun dipanggil, Lala dan ibunya segera masuk ke ruang periksa.
“Selamat pagi, apa yang dikeluhkan Adik cantik?” sapa Bu Dokter dengan ramah.
“Sakit gigi, Dok.” Jawab Lala sambil memegangi pipinya yang bengkak.
“Silahkan duduk di kursi periksa gigi ya Cantik!” tunjuk Bu Dokter.
Kurang lebih 10 menit Lala diperiksa dengan teliti oleh Bu Dokter. Setelah selesai diperiksa, Lala dipersilahkan duduk kembali di kursi konsultasi.
“Adik cantik, yang rajin membersihkan giginya supaya tidak berlubang.” ucap Bu Dokter sambil tersenyum.
“Kenapa gigi bisa berlubang, Dok?” tanya Lala.
“Gigi berlubang disebabkan oleh bakteri pada sisa makanan yang tertinggal di gigi. Bakteri mengubah gula menjadi asam. Asam ini dapat membuat lubang kecil pada lapisan email. Lubang kecil tadi akan semakin besar jika dibiarkan. Lubang ini akan mencapai saraf dan iritasi saraf menyebabkan rasa sakit yang luar biasa.” jawab Bu Dokter panjang lebar.
Lala hanya mengangguk-angguk tanpa mengucapkan kata apapun.
“Untuk mengatasi supaya gigi Adik yang berlubang tidak bertambah besar, alangkah baiknya gigi yang berlubang tersebut ditambal.” terang Bu Dokter.
“Sakit tidak Dok?” tanya Lala sedikit khawatir.
“Tidak, Adik cantik.” jawab Bu Dokter sambil tersenyum.

Sementara Bu Dokter mempersiapkan peralatan untuk melakukan penanganan, Lala minta maaf kepada Ibu karena tidak disiplin dalam menjaga kebersihan gigi. Ia berjanji mulai saat ini akan selalu disiplin dalam segala hal.


  by Si Biru

No comments:

Post a Comment