PERINGATAN HARI KARTINI TAHUN 2022


Peringatan Hari Kartini Tahun 2022 di SD 6 Cendono agak terasa hambar. Gebyar peringatan yang biasanya cukup meriah, kali ini diperingati ala kadarnya. Status pandemi C-19 yang masih aktif hingga saat ini menghambat gerak segenap warga sekolah untuk merayakan Hari Kartini. Peringatan yang sifatnya formalitas pun dilaksanakan secara sederhana, cukup dengan mengenakan pakaian adat, itupun hanya guru dan tenaga kependidikan saja. Tidak ada pentas fashion show ataupun lomba menyanyi.

Peringatan Hari Kartini di kelas pun tidak jauh berbeda. Tidak ada kegiatan khusus yang dilakukan oleh siswa. Hanya beberapa kegiatan umum yang dilakukan, salah satunya adalah membuat puisi dengan tema "R. A. Kartini".

Berikut salah satu hasil karya puisi Siswa Kelas IV-A.


R. A. KARTINI

Oleh : Maudy Aulia Syifa


R. A. Kartini...

Kaulah pahlawan perempuan Indonesia

Engkau cerdas

Engkau pintar

Engkau rela berkorban demi perempuan-perempuan Indonesia

Engkau adalah salah satu perempuan hebat di Indonesia


R. A. Kartini...

Berkat engkau, kami perempuan memiliki hak yang sama dengan kaum laki-laki

Karenamu, kami perempuan menjadi makin hebat

Atas jasamu, kami perempuan dapat merasakan pendidikan

Terima kasih R. A. Kartini, sudah menjadi pahlawan perempuan Indonesia

Jasamu akan selalu kami kenang


Post by Sibiru


BELAJAR MEMBUAT PANTUN (PUISI LAMA)

Siapa bilang membuat pantun itu sulit? Bagi yang mau berusaha tentunya tidak ada istilah sulit. Berikut pantun karya Siswa Kelas IVA SD 6 Cendono Tahun 2021/2022.

1. Pantun terinspirasi dari kejadian di dalam kelas.

Libur semester di bulan Juli,
Enaknya sarapan bubur dicampur nasi.
Pagi ini aku tertawa geli,
Melihat kepala Ahsanu terjepit kursi.

2. Pantun karya Maudy Aulia Syifa

Olahraga pagi bertemu Mbak Salwa,
Masuk ke rumah makan tahu susur.
Sakit perut karena tertawa,
Melihat kucing terjungkal dari kasur.

3. Pantun karya Farras Rafif Pradipta

Pagi-pagi memetik buah mangga,
Mangga kuberikan kepada papa.
Kalau kita mau masuk Surga,
Hormatilah mama dan papa.

4. Pantun karya Kefin Hendi Kusuma

Menebang pohon pakai gergaji,
Pakai seragam bajunya ketat.
Kalau mau jadi orang pandai mengaji,
Belajarlah dengan Pak Ustat.

5. Pantun karya Muhammad Indrayana Tri Atmaja

Minum eskrim dicampur meses,
Angkat barbel bebannya palu.
Kalau kamu mau jadi orang sukses,
Harusnya usaha terlebih dahulu.

Masih banyak lagi pantun karya Siswa Kelas IVA yang belum sempat terdokumentasikan. Bagi yang pantunnya belum tertuliskan di sini harap bersabar ya, lain waktu bisa ditambahkan.

Belajar membuat pantun merupakan upaya kita bersama untuk melestarikan kebudayaan. Berbalas pantun salah satu tradisi kebudayaan asli Indonesia. Mari bersama kita lestarikan kebudayaan Indonesia.


Post by Sibiru




“ PENGEMBANGAN KURIKULUM BERBASIS KESENIAN ”

Disusun Guna Memenuhi Tugas Akhir Semester 2
Mata Kuliah : Pengembangan Kurikulum
Dosen Pengampu Dr. Sri Utaminingsih, M.,Pd

Oleh : Tomy Satria Jatmika
           NIM. 210703054


Kurikulum di Indonesia telah mengalami perubahan berulang kali. Setidaknya perubahan ini berlangsung selama 11 kali sejak Indonesia mengalami kemerdekaan di tahun 1945. Perubahan kurikulum ini terjadi pada tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, 2004, 2006, 2013 dan 2015.
Perubahan berulang yang terjadi pada kurikulum di Indonesia nampaknya belum membawa banyak sentuhan dan pengembangan pada bidang Pendidikan seni. Hal tersebut menjadi sebuah hal yang patut untuk disayangkan apabila kita ingat pentingnya pendidikan seni dalam menciptakan sebuah peluang untuk mencetak peserta didik yang kreatif, inovatif dalam sebuah pembelajaran akdemik yang fleksibel dan unik. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Dewey,dkk yang menyatakan bahwa pendidikan seni dapat meningkatkan kreatifitas anak. Pendapat tersebut juga dikuatkan oleh sebuah pernyataan dari Kaufman yang mengatakan bahwa pendidikan seni dapat mengembangakn imajinasi, kreatifitas, dan kemampuan artistic serta intelektual. Bahkan secara tegas bapak Pendidikan Indonesia Ki Hajar Dewantara menyatakan bahwa seni dapat menghaluskan perasaan. Perasaan yang dimaksud dapat diartikan sebagai sebuah keadaan diri peserta didik dalam mengenali dirinya sehingga dapat bertindak dan menyesuaikan diri dengan lingkungan sehari hari siswa. 
Lebih jauh dari apa yang telah dipaparkan diatas, kesenian sendiri sebenarnya merupakan sebuah jati diri dan karakter bangsa. Kesenian yang beragam dari tiap daerah di Indonesia merupakan sebuah kekayaan dan ciri khas dibandingkan dengan negara lain. Kekayaan yang dimiliki ini hendaknya patut untuk dipertahankan, dilestarikan dan dikembangkan .
Berkaitan dengan pendidikan di Sekolah Dasar, Pendidikan seni mempunyai andil yang sangat besar dalam menunjang perkembangan peserta didik karena memiliki berbagai sifat penting yang dibutuhkan peserta didik. Menurut Kamaril (2001), Pendidikan Seni memiliki tiga sifat yaitu, (1) sifat multidimensional tingkat berpikir,  artinya mata pelajaran seni berperan mengembangkan kompetensi yang meliputi; persepsi, pengetahuan, pemahaman, analisis, evaluasi, apresiasi, dan produktivitas dalam menyeimbangkan fungsi otak kanan dan otak kiri, dengan cara memadukan secara harmonis unsur-unsur logika, kinestetis, etika, dan estetika. (2) sifat multilingual adalah mengembangkan kemampuan mengekspresikan diri dengan bebagai medium, atau cara, seperti; bahasa rupa, bunyi, gerak dan peran serta perpaduannya. (3) sifat multikultural mengandung makna menumbuh kembangkan kesadaran dan kemampuan apresiasi terhadap keberagaman budaya nusantara dan mancanegara sebagai wujud sikap menghargai, bertoleransi demokrasi, beradap serta mampu hidup rukun dalam masyarakat dengan budaya yang majemuk.
Dari penjabaran sifat pendidikan seni di atas, sebenarnya pendidikan seni bukan hanya terbatas menjadi sebuah mata pelajaran dalam kurikulum di sekolah dasar, namun lebih dari itu kita dapat mengembangkan kurikulum yang berbasis kesenian.
Pilar dalam pengembangan kurikulum yang diawali oleh John Dewey(1902) yang diskembangkan oleh Hilda Taba (1945) menyatakan bahwa dalam mengembangakn kurikulum harus memperhatikan tiga hal yaitu kebutuhan siswa disiplin ilmu dan tuntutan masyarakat (Karhami 2000;285). Namun kenyataan yang terjadi di lapangan justru kebutuhan siswa dalam masa perkembangannya ini terasa dikesampingkan karena hanya diberikan untuk mempelajari disiplin ilmu yang merupakan tuntutan dari masyarakat. Untuk dapat memenuhi kebutuhan siswa yang nampak dikesampingkan hendaknya dalam proses pendidikan di sekolah harus benar-benar memperhatikan kebutuhan peserta didik.
Dengan kurikulum berbasis kesenian, kebutuhan peserta didik pada masa perkembangannya akan dapat tercukupi. Pengembangan kurikulum berbasis kesenian akan membawa keunikan, kebermaknaan, dan kebermanfaatan terhadap kebutuhan peserta didik yang terletak pada pemberian pengalaman Estetik dalam bentuk kegiatan berekspresi, berkreasi dan berapresiasi melalui pendekatan “belajar dengan Seni”, “belajar melalui seni”, dan “belajar tentang seni”, peran ini tidak dapat diberikan oleh mata pelajaran lain.



KESOMBONGAN TUAN KELAPA



Pada suatu hari di sebuah ladang, Tuan Kelapa mengumumkan dirinya sebagai raja ladang.
“Wahai penghuni ladang, sembahlah aku, rajamu!” seru Tuan Kelapa.
“Tuan Kelapa, mengapa engkau menganggap dirimu sebagai raja ladang?” tanya Pak Timun.
“Tidakkah engkau melihat Pak Timun, aku berada di tempat yang paling tinggi dibandingkan kalian.” jawab Tuan Kelapa.
“Sombong sekali Engkau Tuan Kelapa. Ingat, bahwa tempatmu di atas sana tidaklah selamanya. Bisa saja ada angin yang menjatuhkanmu.” seru Pak Kacang.
Tidak beberapa lama datanglah angin kencang, pohon kelapa terombang-ambing, Pak Kelapa berpegangan erat supaya tidak jatuh. Namun apalah daya, angin bertiup terlalu kencang. Akhirnya Tuan Kelapa jatuh, kedudukannya sekarang imbang dengan Pak Timun dan Pak Kacang. Tuan Kelapa malu atas kesombongannya.


by Si Biru

CERITA FABEL



Si Manis dan Si Gagah
Oleh Si Biru

Di sebuah hutan hiduplah segerombolan semut. Pada suatu pagi Si Manis, semut paling manis tampak terengah-engah.
“Hai Manis, sedang jogging Neng?” sapa Si Gagah, semut paling gagah.
“Ih, cepek dech!” balas Si Manis sambil menempelkan tangannya kedahi.
“Yang serius dong! Kamu lari kenapa? Apakah ada yang mengganggumu? Mana dia biar aku ha*ar!” tanya Si Gagah penasaran.
“Aku tadi melihat sebuah roti yang ditinggalkan orang yang kemah, tapi ketika hendak aku angkat mau kubawa pulang ternyata gak kuat.” jawab Si Manis terengah-engah.
“Oh, begitu? Ya Sudah, ayo aku bantu mengangkatnya. Siapa tahu kalau kita angkat bersama jadi kuat.” ajak Si Gagah.
Akhirnya mereka menuju tempat roti berada, lalu mengangkatnya bersama untuk dibawa pulang ke sarang.

 By Si Biru